01 Agustus 2007

Menkominfo Dukung Penerapan e-Learning

JAKARTA Nasib bangsa ditentukan oleh pendidikan. Dengan kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak pulau, maka sistem pendidikan berbasiskan teknologi informasi atau e-learning adalah pilihan tepat.

“Nasib bangsa ditentukan oleh pendidikan. Dan dengan information and communication technology (ICT) akan membuat bangsa lebih terbuka dan lebih kolaboratif,” kata Mohammad Nuh saat membuka ”National Education Congress Acer 2007” di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (1/8/2007).

Dia menambahkan, falsafah kolaborasi ini akan membuat bangsa lebih memiliki open mind system. Proses belajar-mengajar bukan sekadar transfer ilmu, pengetahuan atau teknologi dari dosen ke mahasiswa atau dari guru ke murid, namun yang lebih penting adalah transformasi budaya. Transfer ilmu dan tranformasi budaya dapat dimaksimalkan dengan menggunakan ICT.

Aspek positif penggunaan e-learning ini adalah proses belajar lebih maksimal, masyarakat terbiasa menggunakan teknologi dan nilai tambahan untuk menggunakan teknologi bagi pendidikan.

Keuntungan tersebut antara lain peserta didik yang tidak terbatas, proses yang lebih interaktif, dan kemudahan distribusi ilmu yang bisa didapat di mana saja dan kapan saja. Dengan demikian ICT akan memperkecil gap edukasi maupun digital divide.

Namun, Menkominfo menyatakan penerapa e-learning memerlukan tiga aspek yakni kesiapan masyarakat, konten dan infrasturkut. Kesiapan itu meliputi e-readiness yakni kesiapan masyarakat untuk menerima dan memanfaatkan sistem perangkat elektronik dan e-literacy yakni memberantas buta teknologi dengan cara tidak menjadikan komputer sebagai produk high-tech yang complicated apalagi memosisikan barang tersebut sebagai barang mewah. Karena itu akan menimbulkan ketakukan masyarakat untuk menyentuh teknologi.

Konten dianggap penting karena e-learning membutuhkan konten dengan tingkat interaktif yang sangat tinggi.

Sedangkan menyangkut infrastruktur, pemerintah sedang berusaha meningkatkan ICT dengan bergabung dalam proyek Palapa Ring yang dapat menjangkau 10.000 Km wilayah Indonesia terutama Indonesia Timur, di mana mengeluarkan dana Rp4 triliun.

Selain itu, pemerintah juga berencana memberikan subsidi bandwitch kepada institusi pendidikan yang ada di Indonesia. (mbs)

Online Photo Printing HP di Asia

SINGAPURA - Lewat bantuan situs Snapfish, Hewlett Packard (HP) mendukung layanan cuci cetak secara online di Singapura dengan penyediaan infrastruktur sampai sumber daya manusia.

"Kami memilih Singapura karena negara ini memiliki penetrasi teknologi yang cukup besar di Asia. Bahkan dengan banyak pengguna. Hal ini menjadikan Singapura sebagai pasar yang potensial untuk teknologi cuci cetak online ini," ujar Bala Parthasarathy, Vice President Online Imaging, HP Imaging and Printing Group untuk Asia Pasifik dan Jepang, seperti dilansir ZDnetAsia, Senin (30/7/2007).

Situs ini akan melayani kegiatan cuci cetak digital secara online. Semua komponen dalam situs tersebut disesuaikan dengan pasar lokal yang ada, misalnya bahasa yang digunakan, tampilan, produk sampai infrastruktur pendukungnya. Walaupun kantor pusat Snapfish berada di Amerika Serikat tapi seluruh kegiatan operasional (seperti tempat pencetakkan) akan dipusatkan di Singapura.

"Dengan kata lain walaupun provider situs terdapat di luar negeri namun proses pencetakan berada di negara lokal dan hasil cetakan akan dikirimkan langsung ke rumah anda," tambah Parthasarathy.

Layanan ini bisa dibilang hampir sama dengan layana cuci cetak lokal di Indonesia yang diusung oleh Fuji Image Plaza beberapa tahun lalu. Fuji mengetengahkan layanan cuci cetak dimana pelanggan Fuji cukup datang ke sebuah situs yang disediakan. Dalam situs tersebut pelanggan bebas meng-upload foto untuk kemudian dicetak secara online.

Bedanya Snapfish menyediakan layanan pengiriman hasil cuci cetak langsung ke rumah pelanggan. Sedangkan Fuji Indonesia mempersilakan pelanggan untuk mengambil langsung hasil cuci cetak di outlet-outlet Fuji terdekat.

HP sendiri belum menyatakan secara pasti kapan layanan tersebut akan memasuki Indonesia. Hanya saja, masih dalam sumber yang sama, situs yang sama untuk negara-negara Asia lainnya akan diberlakukan secara bertahap dalam beberapa bulan lagi. (sar)

Microsoft Tidak Yakin Google Mampu Bersaing di Pasar Ponsel

Sarie Novian - Okezone
NEW YORK - Microsoft diklaim NewYork Times (NYT) sebagai vendor tersukses di dunia untuk urusan software ponsel. Berita yang diturunkan NYT ini merupakan salah satu bentuk tanggapan Microsoft akan masuknya Google dalam pasar ini.

Microsoft merupakan salah satu vendor komputer yang bermain di software ponsel. Bahkan dalam satu pernyataannya di NYT, Bill Gates, Pimpinan Microsoft, menyatakan secara pongah bahwa tidak mungkin Google bisa mengalahkan kekuasaan Microsoft di pangsa pasar ini.

"Berapa banyak produk Google yang telah dan akan diluncurkan nanti? berapa banyak dari jumlah tersebut yang akan mendatangkan keuntungan bagi Google?" ujar Gates, seperti dilansir YahooNews dari New York Times, Senin (30/7/2007).

Sumber yang sama langsung menjawab pertanyaan Bill Gates dengan menyebutkan bahwa Google telah memperkenalkan lebih dari 30 jenis produk dan hanya satu produk saja yang mampu mendapatkan keuntungan. "Jadi Google membuat produk dengan prediksi bahwa software tersebut akan dibenamkan pada sebuah ponsel terbaik di dunia tanpa memberikan pergantian biaya apa-apa?" lanjut Gates.

Ketika Google akan memasuki pasar software ponsel dengan produk buatan mereka sendiri, pada saat yang bersamaan, Microsoft telah melaju dengan menguasai hampir 10 persen pasar software ponsel. (sar)

Berita Terkait

30 Juli 2007

E-Gold


E-Gold merupakan uang internet (internet money) yang paling populer setelah Paypal dan diawasi oleh badan keuangan di Amerika & Inggris dan juga didukung oleh Bank-Bank besar dunia di dalam penarikan atau pencairan dana.

E-Gold sendiri merupakan salah satu mata uang internet yang nilainya berdasarkan nilai harga emas murni di pasaran dunia, oleh karena itu mata uang ini nilainya bisa berubah-ubah (fluktuasi) mengikuti harga emas dunia. Sejak tahun 2004 hingga 2006 harga emas sendiri telah mengalami lonjakan hingga di atas 50% sehingga apabila kita menyimpan uang kita di E-Gold, jelas sangat menguntungkan dibandingkan menaruh uang di Bank yang saat ini mendapatkan bunga satu digit dalam setahun. Jadi E-Gold sendiri bisa dijadikan investasi jangka menegah hingga jangka panjang. Awal tahun 2007 saja harga emas sudah naik lebih dari 5% dalam jangka waktu 1.5 bulan.

Selain itu E-Gold itu nilai mata uangnya mengikuti pengerakan nilai mata uang US Dollar juga. Kita bisa membeli E-Gold dalam Rupiah ketika harganya murah atau US Dollar lagi turun, bila kita mencairkannya tunggu harga US Dollar lagi tinggi. Jadi intinya semakin tinggi nilai tukar mata US Dollar terhadap Rupiah, kita akan semakin untung, karena semua Changer E-Gold rate Jual-Beli mereka juga selalu mengikuti nilai tukar dari US Dollar terhadap Rupiah seperti layaknya Bank. Anda bisa menjual E-Gold dengan rate lebih tinggi kepada pembeli yang anda kenal secara langsung, ini akan jauh lebih menguntungkan.



Kesimpulannya kalau anda menyimpan uang di E-Gold hampir sama dengan menyimpan uang dalam bentuk US Dollar dan jauh lebih menguntungkan dari pada di Bank manapun di dunia dalam jangka menegah hingga panjang karena nilainya juga berdasarkan harga emas murni yang cenderung akan naik terus karena emas merupakan logam yang langka yang banyak orang menyimpannya juga.

Buat Account E-Gold dahulu kalau anda masih belum punya di sini.

Kalau anda ingin membeli atau menjual E-Gold, bisa melalui:

Indo Changer

Kami menyarankan Indo Changer karena E-Gold Changer ini merupakan yang paling senior di antara E-Gold Changer lainnya. Berdiri sejak tahun 2002 dan telah memiliki banyak pelanggan tetap Selain itu stok Rupiah dan E-Gold-nya cukup memadai.

Baca artikel tentang E-Gold di bawah ini kalau belum paham:

Seluk beluk E-Gold buat pemula
Tips Keamanan Untuk Pemakai E-Gold


Untuk melihat investasi dengan E-Gold di Investment Monitor, baca aturan investasi (investment rules) sebelum anda berinvestasi karena semua investasi mengandung resiko terutama investasi online yang mengandung resiko yang sangat tinggi.

sumber Ketok.com

Forex untuk Pemula

Dalam dunia Forex (Foreign Exchange) Trading atau perdagangan mata uang ada pepatah yang mengatakan "Kalau anda mengerti Forex, maka hidup anda akan berubah, tetapi kalau anda ahli di bidang ini, anda akan menjadi kaya raya". Kalau bicara "Financial Freedom" mungkin yang benar-benar bisa dicapai dengan cepat adalah lewat dunia Forex ini.

Apa itu FOREX?
FOREX (Foreign Exchange) atau yang lebih dikenal dengan Valuta Asing (Bursa Valas) merupakan suatu jenis perdagangan atau transaksi yang memperdagangkan mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lainnya yang melibatkan pasar-pasar uang utama di dunia selama 24 jam secara berkesinambungan. Jadi intinya dalam Forex trading cuma ada 2 transaksi saja yaitu jual-beli di mana anda harus membeli ketika harga mata uang jatuh (contohnya US$) dan menjualnya kembali ketika harganya naik ataupun sebaliknya seperti yang anda lakukan ketika bertransaksi dagang jual-beli barang.

Kalau anda terjun di bidang ini ibarat anda telah memulai usaha "Money Changer" dengan modal dengkul karena lewat sistem ini anda bisa mendapatkan uang lewat otak (kepintaran) dan pengalaman anda karena sistem yang ditawarkan tidak memerlukan modal awal alias GRATIS dan bahkan anda diberikan modal untuk trading sebesar $5.

Di dunia Forex memang banyak orang yang bisa kaya mendadak atau malah sebaliknya terutama orang-orang yang tidak ahli di bidang ini, atau sekedar coba-coba dan tidak berpengalaman dengan modal nekat langsung trading. Jadi kami sarankan anda untuk belajar terlebih dahulu dan coba dahulu simulasi trading dan kalau anda sudah merasa cukup baru anda trading sesungguhnya. Mencoba di Forex Trading tidak akan dikenakan biaya jadi ambil waktu anda untuk belajar karena mungkin Forex Trading bisa mengubah hidup anda.

Kita bisa melihat orang-orang kaya di dunia dari bidang ini seperti George Soros (anda pasti tahu yang satu ini karena dituding penyebab krisis ekonomi di Indonesia tahun 1997-1998) dan Warren Buffet (orang terkaya kedua di dunia setelah Bill Gates yang mempunyai perusahaan investasi dan asuransi). Keduanya bisa dibilang merupakan ahli keuangan dan investasi baik di bidang forex maupun bidang lainnya seperti index, saham, obligasi dan sebagainya.

Memulai Forex Trading sebenarnya sangat mudah dan anda cuma perlu 10 hingga 15 menit untuk melakukannya. Kami membagi cara ber-trading Forex yang benar bagi pemula dalam 4 tahap penting. Kalau anda seorang pemula, harap ikuti dan pelajari tahap-tahap ini, mungkin akan sangat bermanfaat bagi anda di masa depan:

Tahap 1
Kalau anda seorang pemula, sebaiknya anda mencoba belajar trading terlebih dahulu. Sistem belajarnya mungkin anda langsung praktek saja dari pada anda membaca karena akan lebih cepat mengerti. Anda bisa mencoba salah satu Internet Trader yang mempunyai fitur untuk belajar trading, yaitu Marketiva, anda bisa daftar di SINI



Isi informasi anda dengan benar dan jangan sampai salah, karena anda bisa mendapatkan $5 gratis untuk Live Trading (trading asli) dan $10.000 untuk Virtual Trading (trading coba-coba atau simulasi) untuk pendaftaran pertama. Anda juga hanya boleh mendaftar satu kali saja untuk satu IP komputer. Jika anda mendaftar lebih dari satu account ataupun satu komputer digunakan untuk lebih dari satu account, maka sistem Marketiva akan otomatis mensuspend atau mem-blok semua account yang ada.

Tahap 2
Setelah anda selesai registrasi, anda akan di-direct menuju ke bagian "Get Streamer" untuk mendownload software dari Marketiva. Klik "Streamer TM Instalation Package", setelah itu silakan anda install pada komputer anda. Anda boleh melakukan proses verifikasi identitas anda terlebih dahulu kalau anda ingin pada bagian verifikasi dengan mengirim hasil scan KTP anda bagian depan dan belakang atau anda lakukan nanti saja setelah anda mengerti bagaimana trading.

Anda buka streamer Marketiva yang anda telah install, gambarnya akan tampak seperti di bawah ini:



Kalau anda ada pertanyaan, bisa anda tanyakan langsung ke bagian support. Untuk mengenal lebih jauh cara kerja streamer ini bisa anda baca di bagian Account Center.

Tahap 3
Tahap ini adalah tahap belajar bagi anda. Untuk belajar trading forex itu susah-susah gampang. Ada orang yang butuh waktu tahunan, ada juga yang cuma butuh waktu bulanan untuk menjadi ahli. Ini semua tergantung ketekunan dan keseriusan anda, yang pasti anda tidak akan menjadi ahli dalam hitungan hari atau 1-2 minggu kecuali anda seorang jenius.

Untuk belajar interface pemakaian Marketiva, anda bisa lewat: http://www.belajarmarketiva.com/
Langkah mudah untuk belajar trading, anda bisa coba men-download E-Book Gratis tentang dasar-dasar Forex Trading di: http://www.gainscope.com/forexdasar
Kalau anda mengerti bahasa Inggris dengan baik, anda bisa langsung lewat media internet di: http://www.nfa.futures.org/forex_training/content/CoverPage.htm
Alternatif belajar yang lainnya yang berbahasa Indonesia, bisa anda baca langsung online di internet pada situs: http://www.valasonline.net/index_i.html

Untuk melihat analisis teknikal dan fundamental bisa anda baca di: http://www.actionforex.com
Untuk mendapat sinyal Forex gratis bisa anda peroleh di: http://www.daily20pip.com/

Berterima kasihlah kepada dunia internet yang menawarkan banyak ilmu gratis karena kalau anda belajar trading sendiri lewat instruktur, harganya cukup mahal. Setidaknya anda harus keluar uang sampai beberapa juta. Untuk belajar kepada orang yang ahli di bidang Forex seperti Larry William, anda bisa dikenakan fee US$ 10.000 tapi hasilnya anda bisa untung mencapai 300% - 1000% per tahun atau sekitar 25% - 80% perbulan dari hasil trading anda.

Tahap 4
Pada tahap ini anda harus mencoba praktekan apa yang telah anda pelajari lewat praktek trading langsung memakai streamer Marketiva dengan Virtual Forex dengan Virtual Funds yang telah diberikan gratis $10.000. Kalau anda bisa profit terus menerus selama 1-3 bulan, anda baru coba Live Forex dengan Live Fund anda yang diberikan gratis $5.

Anda mesti tekun kalau mau hasil yang memuaskan di kemudian hari. Kalau anda bisa mencapai tahap mahir atau ahli di dunia forex, saya yakin hidup anda tidak akan susah dan anda bisa berhenti kerja saat itu juga atau kerja di bursa berjangka atau bahkan memulai usaha forex trading anda sendiri.


Kesimpulan
Tidak ada salahnya anda mempelajari sesuatu yang baru karena manusia dilahirkan untuk belajar dari mulai merangkak, belajar berjalan hingga bisa sampai berlari dan pada akhirnya bisa hidup mandiri. Kalau anda serius belajar dan menekuni bidang forex ini, mungkin suatu hari anda bisa sukses dan mempunyai kehidupan yang lebih baik dari pada sekarang.

Catatan Penting
Anda jangan mengandalkan trader (pialang) yang ada di bursa berjangka atau perusahaan trader lainnya dengan meng-investasikan uang anda ke mereka sebelum anda mengerti tentang seluk beluk Forex dengan baik, karena dengan demikian potensi kerugian anda bisa besar. Banyak perusahaan trading forex (broker) yang trader-nya kurang ahli di bidang ini tetapi sudah berani trading. Mereka berbuat demikian karena mereka mendapatkan keuntungan dari hasil trading berupa komisi, biaya (fee) ataupun bunga dari setiap kali trading, padahal kalau anda online sendiri biayanya lebih kecil dan bahkan ada yang bebas biaya seperti Marketiva, hanya dikenakan biaya transfer dana sekali saja... Jadi berhati-hatilah...

Selamat Belajar dan Ber-Trading Forex...

Sumber Ketok.com

Sukses Karena Forex

THEO FRANCISCO TOEMION:
PROFESI IDAMAN KARENA
KEASYIKAN MAIN UANG

Rupiah terpuruk, perekonomian gonjang-ganjing, dan negara di ambang kebangkrutan. Ekonom bersuara, tak ketinggalan pula para anggota DPR. Pengamat baru bermunculan. Makin bingunglah orang. Uraian siapakah yang jadi pegangan? "Tak ada yang bisa memberikan gambaran soal pasar uang dengan lebih jelas selain para pemain valas," kata Theo Francisco Toemion (42), pengamat pasar uang sekaligus pemain valas, meski kini lebih banyak membagi pengetahuan soal dunia yang telah belasan tahun ditekuninya itu kepada orang lain.

Theo Francisco Toemion, "Apa pun jalan yang ditempuh pemerintah, waktu pemulihannya sangat lama," katanya. Ada perbedaan antara pandangan para pakar dengan Theo F. Thoemion sehubungan dengan krisis ekonomi yang memburuk sejak kuartal terakhir tahun lalu. Pihak pertama lebih melihat krisis berpangkal pada lemahnya sistem perbankan, kebocoran anggaran, buruknya pengawasan, monopoli, kolusi, korupsi, nepotisme, dan ekonomi biaya tinggi. Sedangkan Theo lebih melihat ulah spekulan di pasar uang sebagai sebab paling dominan. Sisi-sisi negatif penyebab keroposnya fondasi ekonomi itulah yang menyebabkan krisis tak segera bisa diatasi. Kalau Korea, Thailand, Filipina, Singapura, dan Malaysia bisa pulih dalam hitungan bulan, negara kita jauh lebih lama.

Sebagai pelaku pasar valas, Theo tahu betul, tanda-tanda bencana telah muncul sejak lama. Semuanya adalah permainan para fund manager atau pemain pasar valas, yang diwarnai keinginan untuk menguji ketangguhan otoritas moneter suatu negara. Ia tahu bagaimana pedagang besar valas - yang acap disebut spekulan - semacam George Soros memainkan peran dalam Yendaka, melambungnya nilai tukar Yen terhadap AS $, pada 1994. Ia juga mencatat, permainan para spekulan di Eropa memaksa pembahasan mata uang tunggal Eropa (Euromoney) lebih diintensifkan pada 1996. Selewat masa itu, para spekulan memang menurunkan aktivitas. Tapi lewat media massa Theo memperingatkan, "Hati-hati, bukan mustahil mereka akan mengalihkan perhatian ke Asia," begitu antara lain tulisnya saat itu. "Mereka menunggu kesempatan bermain mata uang menarik, exotic currencies seperti Won, Bath, Peso, Ringgit, atau Rupiah. Jangan lupa, Indonesia negara kaya. Karena itulah mereka membidik kawasan ini, bukan ke Afrika, misalnya."

Betapa tidak. Salah satu kawasan paling dinamis di dunia, dengan pertumbuhan ekonomi tiap negara rata-rata 7%/tahun, itu tak punya batasan berarti bagi lalu-lintas devisa. Otoritas moneternya juga belum teruji. Kalau dalam persaingan di Amerika, Eropa, dan Jepang para spekulan sering kalah, siapa tahu di kawasan ini. Maka bermainlah mereka.

Pertengahan tahun lalu, saat pemerintah memperlebar pita intervensi, mereka menangkap sinyal "tantangan" itu, dan terpacu gairah untuk bermain dengan Rupiah. Ketika Oktober 1997 duet Soedradjat Djiwandono - Mar'ie Muhammad memutuskan untuk melepas ambang intervensi, mereka pun mendobrak. Rupanya, keputusan historis untuk membiarkan Rupiah mengambang bebas itu tak didukung kondisi yang cukup. Nilai tukar dikuasai dan dimainkan, bahkan dalam seminggu bisa terdepresiasi sampai 50%. Utang membengkak, harga barang melonjak, produksi mandek, banyak perusahaan bangkrut. Inflasi membubung, dan perekonomian nyaris ambruk. Tak disangka, fondasi ekonomi kita demikian keropos.boleh ada berita buruk.

"Kalau Korea mengangkat Soros jadi penasihat ekonomi dan Thailand memberi konsesi bisnis pemintalan, hingga ia bisa melarang spekulan menyerbu kedua negara itu, apakah kita juga mau menggadaikan diri?"tanya Theo. Ada 4 faktor yang menurut Theo bisa jadi penentu naik turunnya kurs: fondasi ekonomi makro, carta/grafik berdasarkan rumus, faktor teknis-psikologis, dan ulah para spekulan. Soal fondasi ekonomi, menurut Theo, pasar telah mendapat bukti rentannya perekonomian kita. Carta atau grafik pun sudah dibuat saat kita menempuh rezim devisa terkontrol; misalnya dengan mematok depresiasi tahunan 3 - 4%. Sedangkan faktor psikologis sangat berhubungan dengan ulah spekulan, apa lagi dalam rezim devisa bebas. "Sekali pasar memperoleh bukti mata uang suatu negara bisa didikte, mereka mendikte terus."

Pendiktean harga, yang terjadi setelah ada dorongan psikologis, berawal dari berita-berita politik yang berpotensi "dimainkan". Theo menunjuk contoh, seluruh dunia tahu Indonesia pra-11 Maret 1998 menghadapi suksesi. Maka berita tentang Presiden Soeharto dan situasi sosial politik menjadi bahan permainan spekulan. Keadaan sakit, yang dalam bahasa Inggris bisa dirumuskan dalam beberapa kata, mulai dari He's sick, He's ill, sampai He's seriously ill, mengakibatkan beraneka nilai kurs.

Memang benar. Menurut catatan Theo, grafik penurunan itu berlangsung sejak bank sentral ketahuan tak punya nyali sehingga menyebabkan Rupiah turun dari Rp 3.000,- ke Rp 3.800,- terhadap AS $. Angka turun lagi ke Rp 4.400,- karena Pak Harto istirahat. Kemudian menjadi Rp 4.800,- karena imbas krisis Korea, turun ke Rp 5.600,- karena Pak Harto batal ke Malaysia, dan dari Rp 6.200,- ke Rp 9.000,- karena pencalonan B.J. Habibie sebagai wakil presiden. Kurs membaik setelah penandatanganan nota kesepakatan dengan IMF 15 Januari, namun turun lagi setelah terjadi beberapa kerusuhan dan demonstrasi.

Kenyataan itu membuktikan, dalam rezim devisa bebas segala berita dan peristiwa baik menjadi syarat utama. Dalam berbagai kesempatan Theo mengingatkan, membiarkan Rupiah mengambang bebas sama dengan bunuh diri tanpa dibarengi perbaikan di segala sektor yang akhirnya melahirkan berita buruk. Percuma ada janji segala macam reformasi, penghapusan monopoli dan oligopoli, tetapi tak ada wujudnya.

Dapat dimengerti, naik-turunnya nilai Rupiah tak lagi ditentukan oleh hukum ekonomi, keseimbangan antara penawaran dan permintaan. "Tak ada teori yang bisa menjelaskan hal ini," kata Theo. "Saat masyarakat makin tahu persoalan, omongan para ekonom sering diabaikan. Pemain seperti saya yang diperhatikan."

Lantas, berapa kurs AS $ yang wajar? "Ambil nilai terakhir sebelum krisis Rp 2.400,-. Ditambah 80%-lah, sekitar Rp 4.320,-." Penjelasannya, dalam 10 tahun terakhir perbedaan suku bunga antara AS $ dan Rupiah sekitar 10%. Suku bunga AS $ 5% dan suku bunga Rupiah 15%. Selisihnya 10%, dan dalam 10 tahun menjadi 100%. Sementara depresiasi per tahun, katakanlah 4%. Jadi dalam 10 tahun menjadi 40%. "Nah, selisih antara perbedaan suku bunga dan depresiasi dalam 10 tahun, 100% - 40% = 60%. Tak usah dipatok 60%; beri kemungkinan sampai 80% untuk ditambahkan pada kurs terakhir. Jadi 180% dari Rp 2.400,- = Rp 4.320."

Theo bersama keluarga. Tapi sekali lagi kenyataan membuktikan, segala teori dan hukum ekonomi tak berlaku bagi kurs yang liar karena permainan.

Kalau kita konsisten, pasar akan respek

Dunia perdagangan valas dewasa ini bagaikan dikontrol para fund manager besar yang disebut big boys. Menurut Theo, jumlah big boys yang tercatat saat ini 2.500 orang. Akumulasi modal mereka sekitar AS $ 1.300 miliar, dan dalam keadaan terpaksa bisa mendapat pinjaman hingga 10 kali lipatnya. Jumlah ini sungguh raksasa, sebab cadangan devisa negara-negara kaya yang tergabung dalam OECD pun kalau digabung tak lebih dari AS $ 700 miliar. Maka bisa dibayangkan betapa konyolnya gagasan untuk melawan spekulan dengan cadangan devisa hanya AS $ 20 miliar, misalnya.

Dari 2.500 big boys itu terbawa serta ribuan orang lain sebagai mitra atau pelaksana. Sudah menjadi kebiasaan, pengambilan posisi para pelaksana ditentukan oleh tokoh besar. Jika Soros, misalnya, mengambil posisi Rp 9.000,- untuk 1 AS $, yang lain pasti mengikuti. Jika esoknya Soros menjual dengan harga Rp 9.500,-, yang lain pun pasti ikut. Semua serempak, dan begitulah nilai mata uang dimainkan.

Kalau mata uang suatu negara dipatok pada nilai tetap, spekulan memang tidak lagi bisa main. Hanya saja, menurut Theo, konsekuensinya ada dalam perekonomian negara yang bersangkutan. Bagi Theo, reformasi ekonomi apa pun yang dipilih pemerintah tak penting benar, asal bisa mengatasi segenap konsekuensinya. Misalnya, pelepasan batas intervensi mensyaratkan perbaikan ekonomi total, sedangkan pematokan nilai uang mensyaratkan cadangan devisa yang cukup dan perbankan yang sehat.

"Tak bisa pula dilepaskan faktor keberanian bank sentral. Kepada siapa pun yang mau memaksakan kehendak, bank sentral tak boleh setengah hati. Kalau perlu habis-habisan berintervensi. Jika ini terus berlanjut, dan dunia membuktikan konsistensi kita, pasar pun akan segan," kata Theo. "Betapa pun kuat dan nafsunya spekulan, kalau menghadapi otoritas moneter yang teguh dan konsisten, mereka juga berpikir untuk main-main. Seperti pernah dialami Hongkong, para spekulan menghentikan serbuan karena tahu Inggris berada di belakangnya. Tak seorang pun ragu ketangguhan sistem keuangan Inggris."

Kasus Indonesia, menurut Theo, adalah bukti kesekian dari pelecehan para big boy terhadap otoritas moneter. Permainan selisih kurs antara Rupiah - AS $ jauh lebih mudah ketimbang permainan selisih kurs Yen - AS $ atau Mark Jerman - AS $ yang didukung otoritas moneter sangat berwibawa, dan karenanya disebut hard currencies. Akibatnya sangat mudah diterka, bahkan oleh ibu-ibu rumah tangga, pihak yang acap disalahkan karena dikira ikut-ikutan berspekulasi. Masalahnya, menurut Theo, selain tuduhan itu tak benar karena jumlahnya tak seberapa dibandingan dengan aktivitas pasar uang, pemikiran para ibu sangat simpel. Jika dulu mudah menghitung depresiasi, 3 - 4% setahun, siapa sangka tiba-tiba depresiasi bisa 20% dalam sehari? Kalau punya simpanan Rupiah dan berbunga, katakanlah 40%, pada akhir tahun tak akan mencapai jumlah jika didolarkan. Pada akhirnya memang tak ada pihak yang bisa disalahkan kalau terjadi perburuan mata uang asing, karena negara menganut rezim devisa bebas.

Theo di perpustakaannya. Menggelinding seperti bola salju

Di pasar uang, komoditas yang diperdagangkan tak cuma valuta asing. Menurut Theo, meski pemerintah mematok kurs Rupiah, tak berarti kegiatan berhenti. Ada pelbagai macam surat berharga dan surat-surat komersial yang diperdagangkan.

Memang, belakangan problem ekonomi negara kita tak cuma berasal dari dalam negeri, melainkan dari luar negeri. Lembaga pemeringkat semacam Standard's & Poor, sekalipun banyak dicibir, pengaruhnya terhadap pasar sangat besar. Peringkat buruk yang disandangkan kepada Indonesia, Maret lalu, adalah klimaks dari kesulitan eksternal. Alat pembayaran berjangka seperti letter of credit (L/C) tak diterima, investor asing pun tak serta merta datang buat menanamkan modal. "Dengan peringkat itu, pembeli kertas berharga dari Indonesia tak lagi dianggap berinvestasi, melainkan dicurigai mau berspekulasi," kata Theo. "Kalaupun saya, misalnya, menempatkan diri sebagai broker untuk mendatangkan uang dari investor asing, sekarang ini sangat sulit. Ketidakpercayaan demikian kuat, perlu waktu lama untuk memulihkannya."

Pasar uang dunia memang sulit dilawan. Kalau kekayaan big boys sangat besar, itu konsekuensi dari hakikat pasar uang. "Istilahnya a snowball business, bisnis yang menggelinding bagai bola salju. Orang harus jadi besar untuk survive."

Bisnis pasar uang, menurut Theo, menganut filosofi dasar: bukan soal berapa jumlah uang yang akan Anda peroleh, melainkan berapa jumlah uang yang siap Anda habiskan. Gambarannya, jika seseorang kerja keras sepanjang tahun hingga memperoleh uang Rp 1 miliar, akan sangat keliru kalau menggunakannya untuk main valas. Tetapi jika seseorang mendapat lotere Rp 1 miliar, yang Rp 800 juta untuk beli rumah/tanah, Rp 100 juta untuk beli kendaraan, dan sisanya untuk main valas, silakan saja. "Maka, kalau ada seorang fund manager siap menghabiskan AS $ 5 miliar di pasar valas, tak terbayang berapa besar kekayaannya."

Bisnis di pasar uang tak sama dengan judi. Kata Theo, jika judi nasib pelaku 100% tergantung pada kartu, "Di pasar uang ada hal-hal yang bisa diperhitungkan dan dicarikan peluang."

Menurut Theo, ada 7 tingkat yang harus dicapai untuk betul-betul memahami bisnis ini. Selain 4 faktor penentu nilai mata uang yang sudah disebut tadi, ada beberapa hal lain seperti lobi atau hubungan, termasuk kemampuan berbahasa, faktor intelijen alias daya endus informasi, dan hal paling abstrak dan sulit, sehingga orang tak sanggup berpikir lagi. "Misalnya, semua faktor telah terpenuhi, prediksi sudah dilakukan, tapi tak ada action. Ketika faktanya sama dengan yang sebelumnya telah diperhitungkan, muncul rasa sesal kenapa tidak begini kenapa tidak begitu. Itulah yang saya maksud tingkat ketujuh."

Sekalipun menggiurkan, bisnis di pasar uang penuh kekecewaan. "Karena apa? It's about money. Orang hanya tergiur melihat angka. Mereka ramai-ramai bermain, sementara tatanan dan hukumnya tak mudah dipelajari. Lagi pula dunia itu sudah dikuasai mafia, big boys, dalam cara kerja yang terintegrasi. Apa pun permainan para pendatang, mafia-lah yang memperoleh keuntungan."

Menurut Theo, setelah perang dingin reda dan komunisme runtuh, tak ada lagi kekuatan yang punya daya penghancur sangat dahsyat selain uang. "Ketika uang menjadi komoditas, dampaknya global. Bencana keuangan di suatu negara segera bisa merembet ke negara lain. Siapa sekarang orang kaya di kawasan krisis yang merasa terjamin hingga 7 keturunan? Tak terbayangkan, uang bisa berlipat kali atau hancur sama sekali hanya dalam hitungan hari."

Jika ditarik ke dimensi filosofis, kata Theo, krisis ekonomi adalah akibat ulah manusia yang menganggap uang sebagai ideologi. Fakta menunjukkan, miliaran AS $ telah menguap entah ke mana. Lembaga keuangan banyak yang rugi, Soros rugi, demikian pula para big boy. Tak jelas ke mana uang-uang itu pergi.

"Inilah tanda-tanda zaman," kata Theo. "Tuhan kasih antibiotik untuk mereka yang terlalu menghamba pada uang. Orang kaya pusing, konglomerat pusing. Rasain."

Main uang karena ingin menikmati hidup

Terjunnya Theo di kancah pasar uang agaknya tak terduga sebelumnya. Pria kelahiran Manado, 21 September 1956, ini semula berangan-angan jadi pastor, tapi dikeluarkan saat naik ke kelas 3 Seminari Menengah Tomohon tahun 1974. Anak ke-4 dari 7 bersaudara ini sama saja dengan ayah, paman, para sepupu, dan saudaranya, yang pernah masuk ke seminari namun gagal jadi pastor. "Saya menanggung harapan besar. Nilai dan aktivitas sekolah bagus. Maka ibu terguncang dan jatuh sakit ketika saya keluar," kenangnya.

Pastor pembimbing waktu itu mengatakan, ia akan lebih sukses hidup di luar biara. Kendati sedikit menyesalkan keputusan itu, ia berbalik haluan. Ia melamar ke Bank Indonesia dan diterima di BI cabang Surabaya. Setelah 2 tahun bekerja, timbul keresahan di antara teman-temannya yang cuma berijazah SMA. Sebab dengan begitu, mereka tak mungkin bisa masuk jajaran staf. "Nggak bakal pakai dasi dong seumur-umur," papar Theo mengenang.

Nampaknya BI tanggap pada kegalauan itu dan mengadakan seleksi untuk promosi. Yang lolos akan disekolahkan sejajar dengan universitas. Dari BI Surabaya lulus 4 orang, salah satunya Theo. Sementara dari seluruh Indonesia terjaring 60 orang. Mereka dimasukkan ke Pendidikan Ahli Administrasi dan Keuangan Bank di Jakarta, menjalani pendidikan maraton dari pukul 08.00 - 17.00 setiap hari dengan fasilitas penuh, selama 3 tahun. "Gelarnya sejajar akuntan, tapi BI nggak kasih gelar, takut kami keluar."

Sempat bekerja di bagian pengawasan BI selama setahun, ia kembali mengikuti seleksi intern guna ditempatkan di London. Dari 40 peserta hanya Theo yang lulus. Di London ia langsung jadi staf termuda pada umur 23 tahun. Kesempatan di sana ia gunakan untuk mengikuti serangkaian pelatihan dan praktek. Belajar valas di Paris, London, Amsterdam, dan Kopenhagen. Mempelajari bank sentral di Denmark dan Belanda, menggeluti cadangan emas di Swis, juga duduk dan bermain di banyak ruang transaksi valas. "Waktu itu kepala dealing room Jakarta pindah, jadi saya disiapkan untuk menggantikannya. Saya sadar, untuk jadi dealer harus punya pengalaman dan cakrawala dengan duduk di pusat keuangan dunia."

Penempatan dealer di BI sebenarnya bertujuan untuk mengelola cadangan devisa sejumlah AS $ 6 miliar dengan menempatkannya di posisi yang tepat. Bukan untuk memperdagangkannya. "Maka di luar jam kerja, saya main margin trading atas nama pribadi, bukan BI."

Setelah 5 tahun bermukim di Inggris, Theo sebenarnya ingin pulang ke tanah air, tetapi pemerintah Inggris mengetahui reputasinya dan memberi izin tinggal tetap. Ia bisa bekerja apa saja. "Wah, percaya dirilah saya. Pekerjaan BI yang diidamkan banyak orang nggak terlalu menggiurkan lagi," kata Theo.

Maka, ketika benar-benar pulang ke Indonesia ia sekaligus minta izin keluar dari BI untuk masuk ke London School of Economics (LSE). Maksudnya sebagai batu loncatan untuk bekerja di Bank Dunia atau IMF. Tapi keasyikan bermain valas membuatnya malas bersekolah. "Jiwa saya player, jadi saya tak jadi masuk LSE meskipun sudah diterima. Saya main valas terus, dan ingin menikmati hasilnya. Saya ingin menikmati hidup bukan sebagai pegawai BI yang bertahun-tahun cuma bisa naik mobil sederhana."

Saat main margin trading, pertengahan 1980-an, modal dengkul masih berlaku. Modalnya dipinjami, tapi kalau untung masuk kantung sendiri. Pokoknya main untuk meramaikan. Masa itu tak sulit mereguk untung lantaran pasar gampang diterka. Dolar turun searah. Tapi sejak 1987, peluang meraup keuntungan makin sulit. Selain pemain makin banyak, modal pun mulai diatur. Saat itulah Bank Duta terpuruk karena permainan valas.

Soal kesempatan meraup untung memang tak ada yang lebih cepat daripada main valas. "Saya masih ingat, hanya dengan mengangkat telepon dari vila di Puncak sambil main gaple dan makan pisang goreng, bisa dapat AS $ 60.000 semalam."

Telepon memang diibaratkan cangkulnya buat cari makan. Juga berbagai perangkat komunikasi. Baik untuk bertransaksi ke seluruh dunia, memantau pasar yang berjalan 24 jam sehari, juga melihat kerugian dan keuntungan uangnya. "Tapi hidup saya tak habis di sana. Apa lagi saya harus membagi pengetahuan kepada banyak orang. Kalau menulis dan bikin analisis, saya tak main. Saya meramal dan menghitung, biar orang lain yang dapat keuntungan."

Theo tak terikat pada suatu lembaga keuangan. Kalau mau main, ia sendiri yang menentukan. Sejak tahun lalu, ia mendirikan perusahaan jasa konsultasi pasar uang Speed Currency. Bagi yang ingin tahu atau ingin main valas boleh jadi pelanggan. Dengan membayar AS $ 100/bulan, Theo pun memberi analisis dan panduan.

"Cita-cita saya membuat Speed Currency seperti Bloomberg. Ia besar dan disegani, meski awalnya juga dirintis di garasi," ia menunjuk garasi di rumahnya yang berhalaman luas di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Ia mempekerjakan 4 orang yang, selain mengolah analisis, juga bertindak sebagai fund manager. "Mereka jago-jago yang tak bisa dianggap remeh, karena lewat tangannya sering terjadi transaksi miliaran dolar," kata Theo bangga.

Karena bekerja di rumah, Theo tak terikat pada aturan dan jadwal kerja yang pasti. Ia adalah pegawai bagi dirinya sendiri. Juga pegawai yang mengantar anak-anak ke sekolah, menemani mereka bepergian, bahkan mendampingi saat mereka mau tidur.

Theo menganggap, anak-anak lebih memerlukan kebersamaan ketimbang uang. Tak soal ia telah punya vila di Puncak, Jawa Barat, dan hotel di atas tanah 10 ha di Manado. Anak-anak pula yang menghadirkan cerita unik bagi perjalanan hidup Theo. Saat masih di dalam kandungan, kecuali si bungsu Daniel (hampir 2 bulan), mereka berada di tempat yang jauh dari rumah. Dari yang sulung tempatnya paling jauh, sampai si bungsu yang paling dekat. Namun akhirnya semua lahir di Jakarta.

Menurut istrinya, Sandra Pingkan Adriana Lolong (38), si sulung Monika (12) berada di dalam kandungan saat mereka di New York. "Barulah 2 bulan menjelang melahirkan, saya kembali ke Jakarta," kata Sandra. Begitu pula Abi (9) yang dikandung saat mereka tinggal di London. Keisha (7) anak ketiga, dikandung di Singapura. Sedangkan Dorothea (5) dikandung sewaktu mereka di Manado. Barulah anak ke-5, Daniel, menghabiskan seluruh masa janin hingga lahir di Jakarta.

Jumlah anak sampai 5, bagi pasangan Theo dan Sandra juga cerita tersendiri. Theo memang dari keluarga besar, namun Sandra hanya 2 bersaudara. Setelah kelahiran Abi, keduanya ingin ber-KB. "Tapi apa mau dikata, kebobolan terus. Selain mengalami beberapa kegagalan, saya pun pernah kehilangan spiral," kata Sandra. "Akhirnya, setelah melahirkan Daniel, saya minta disteril."

Buat pasangan ini, anak-anak adalah segalanya. Mereka yang terbiasa memanggil "Papa Theo" adalah rekan sepanjang hidup, sekaligus jadi rem manakala Theo terlalu keasyikan bermain uang. (G. Sujayanto/A. Heru Kustara/Mayong S. Laksono)