“Nasib bangsa ditentukan oleh pendidikan. Dan dengan information and communication technology (ICT) akan membuat bangsa lebih terbuka dan lebih kolaboratif,” kata Mohammad Nuh saat membuka ”National Education Congress Acer 2007” di Hotel Shangri-La,
Dia menambahkan, falsafah kolaborasi ini akan membuat bangsa lebih memiliki open mind system. Proses belajar-mengajar bukan sekadar transfer ilmu, pengetahuan atau teknologi dari dosen ke mahasiswa atau dari guru ke murid, namun yang lebih penting adalah transformasi budaya. Transfer ilmu dan tranformasi budaya dapat dimaksimalkan dengan menggunakan ICT.
Aspek positif penggunaan e-learning ini adalah proses belajar lebih maksimal, masyarakat terbiasa menggunakan teknologi dan nilai tambahan untuk menggunakan teknologi bagi pendidikan.
Keuntungan tersebut antara lain peserta didik yang tidak terbatas, proses yang lebih interaktif, dan kemudahan distribusi ilmu yang bisa didapat di mana saja dan kapan saja. Dengan demikian ICT akan memperkecil gap edukasi maupun digital divide.
Namun, Menkominfo menyatakan penerapa e-learning memerlukan tiga aspek yakni kesiapan masyarakat, konten dan infrasturkut. Kesiapan itu meliputi e-readiness yakni kesiapan masyarakat untuk menerima dan memanfaatkan sistem perangkat elektronik dan e-literacy yakni memberantas buta teknologi dengan cara tidak menjadikan komputer sebagai produk high-tech yang complicated apalagi memosisikan barang tersebut sebagai barang mewah. Karena itu akan menimbulkan ketakukan masyarakat untuk menyentuh teknologi.
Konten dianggap penting karena e-learning membutuhkan konten dengan tingkat interaktif yang sangat tinggi.
Sedangkan menyangkut infrastruktur, pemerintah sedang berusaha meningkatkan ICT dengan bergabung dalam proyek Palapa Ring yang dapat menjangkau 10.000 Km wilayah
Selain itu, pemerintah juga berencana memberikan subsidi bandwitch kepada institusi pendidikan yang ada di
Tidak ada komentar:
Posting Komentar